Kata Kata Romatis dari Tere Liye | 24 Hour News

Kata Kata Romatis dari Tere Liye

Tere Liye (lahir di Lahat, Indonesia, 21 Mei 1979; umur 39 tahun), dikenal sebagai penulis novel. Beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekedar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan.(sumber wikipedia).



Tere Liye juga sering sekali memposting penggalan penggalan kata kata romantis dari novelnya. Untuk itu berikut adalah kata kata bijak dari Tere Liye.

Menerima seseorang menjadi bagian hidup kita adalah pekerjaan yang tidak mudah. Butuh proses, butuh keyakinan, butuh keberanian.
Tapi ada yang lebih berat lagi. Melepaskan seseorang yang selama ini menjadi bagian hidup kita, yang kita akhirnya tahu melepaskannya adalah pilihan terbaik untuk semuanya.

Jangan mengemis perhatian dan kasih sayang. Jangan memohon cinta dan kesetiaan. Dunia ini terbentang luas, kesempatan ada di mana2, rugi sekali jika kita stuck di satu titik.

Kenapa kita kecewa? Karena kita berharap.
Tidak akan kecewa kalau kita tdk berharap.

Air mata akan kering. Tawa juga akan lenyap. Tapi kenangan, akan tertulis abadi. Bahkan saat kita benar-benar tidak mengingatnya lagi, boleh jadi dia tetap terbaca di hati orang lain.
Maka berhati-hatilah menulis kenangan. Tidak mudah menghapusnya.

Sayangi rasa sakit yang kita terima. Peluk dengan erat. Maka semoga rasa sakitnya berkurang.
Sungguh, apa2 yg kita tidak sukai, boleh jd itu amat baik bagi kita.

Hanya dua alasan yang membuat seseorang memutuskan pergi sejauh mungkin. Satu karena kebencian yang amat besar, satu lagi karena rasa cinta yang amat dalam.

Segala sesuatu yang ditakdirkan bersama, maka apapun yang mencegahnya, dia akan menemukan jalan untuk menyatu.
Pun sebaliknya, sesuatu yang tidak ditakdirkan bersama, maka apapun yang kita lakukan, dia tidak akan pernah menyatu.

Luka yang menyakitkan itu bukan yang nampak di luar.
Tapi yang merobek di dalam. Diam-diam. Pelan-pelan. Tidak terlihat di mana lukanya, tapi rasanya sakit sekali.

Kebahagiaan akan datang saat kita mulai berhenti mengeluh.

Satu tahun, cukup untuk seseorang berubah.
Satu bulan, pun cukup untuk seseorang berubah.
Satu minggu, satu hari. Kita bisa berubah dalam waktu semalam. Sepanjang kita sungguh2 mau berubah. Berjanji, mulai besok akan menjadi lebih baik. Berhenti malas2an, berhenti banyak alasan, berhenti penuh drama, mulai kongkret melakukan sesuatu.

Mata kita dua, kaki kita dua, tangan kita dua, lubang hidung kita dua.... Tapi pastikan muka kita itu jangan dua.
Repot sekali berteman dengan orang bermuka dua.

Ada tiga "selalu" yang pantas dimiliki:
1. Selalu sederhanakan masalah kita. Jangan dibuat rumit, jangan dibuat panjang.
2. Selalu berpikir positif. Pun saat situasi memang negatif sekali, berpikir positif akan membantu kita.
3. Selalu belajar melepaskan. Pada akhirnya, toh, tidak ada yang sebenarnya kita miliki, bukan?

Lepaskanlah, maka semoga yang lebih baik akan datang.
Lepaskanlah, maka semoga suasana hati akan lebih ringan.
Lepaskanlah, maka semoga kita menyadari tidak ada sesuatu yang sesungguhnya kita miliki. Semua hanya titipan.

Orang lain kadang lebih tertarik atas aib, kesalahan, atau kegagalan orang lain, asyik sekali mengomentarinya; hingga lupa, dia juga punya aib, kesalahan dan kegagalan sama banyaknya.
Orang lain kadang lebih suka mengurus urusan orang lain, kehidupan orang lain, asyik sekali membahasnya; hingga lupa, dia juga punya urusan dan kehidupan yang tidak lebih baik.
Demikian. Pastikan itu bukan kita.

"Tidak ada kehilangan yang paling menyedihkan di dunia ini selain kehilangan kejujuran, harga diri dan martabat"

Orang yang pendendam itu dijamin tak bahagia.
Satu-dua, bahkan terlihat sekali dendam aslinya dari luar. Membalas, berlaku tidak adil, penuh kebencian. Pastikan itu bukan kita. Teruslah berlatih melapangkan dada.

Hanya dua alasan yang membuat seseorang memutuskan pergi sejauh mungkin. Satu karena kebencian yang amat besar, satu lagi karena rasa cinta yang amat dalam.

Biarkan waktu mengobati seluruh kesedihan, dan semoga Allah memberikan kita kekuatan lapang hati menerimanya.

Sahabat sejati = dia mengosongkan waktunya untuk bertemu dengan kita. hanya sekadar menyapa apa kabar.
Sahabat biasa = dia baru bicara dengan kita jika kebetulan sedang kosong, nganggur.
Sahabat abal-abal alias menyebalkan = dia baru bicara dengan kita jika lagi ada maunya saja.

Cinta itu tidak selalu melekat pada kebersamaan, tapi melekat pada doa-doa yang disebutkan dalam senyap.

Cara menyakitkan menghukum orang adalah diamkan saja, tidak usah dipedulikan lagi. Itu menyakitkan sekali.

Maka, bersyukurlah jika orang masih marah, menegur, menyindir, dsbgnya. Karena sekali kita dianggap angin lalu, kita seperti 'dihapus' dari muka bumi.

Jika kita ingin mendapat cinta dengan cepat, wajah dan tampilan fisik mungkin akan berguna.

Tapi jika kita ingin mendapat cinta yang awet, tahan lama, maka rasa nyaman dan selera humor menjadi kuncinya.

“Ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik.
Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.”

Hanyalah orang yang hina yang suka menghina.
Hanyalah orang yang penuh aib yang suka bergosip.
Hanyalah orang yang menyedihkan yang suka mengomentari urusan orang lain.
Semoga kita tidak termasuk demikian.

Jika kita berkali-kali, berkali-kali mengingatkan, lantas orang lain tetap tidak berubah, maka itulah bukti nyata: manusia itu tidak pernah bisa mengubah hati seseorang.

Membolak-balik hati seseorang itu urusan Tuhan. Manusia hanya bertugas saling menasehati. Jadi tidak perlu pusing apalagi jadi kecewa berat jika kita gagal mengubah sesuatu.

Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tau, rasa sakit apa yang harus kita lalui.
Kita tidak tau, kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk.
Tapi jangan pernah berhenti. Berdirilah! Lanjutkan perjalanan.

Tersenyumlah. Bukan karena kita sudah paling bahagia sedunia, tapi simpel karena kita mensyukuri hidup ini.
Tersenyumlah. Bukan karena kita sudah kaya-raya, tapi karena kita merasa cukup dan berterima-kasih.
Tersenyumlah. Bukan karena kita sudah bebas dari masalah, tapi karena apapun yang akan terjadi besok lusa, itu adalah skenario terbaik yang terjadi.



close
==[close]==